Top Ads

Thursday, 25 July 2013

10:04
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) tetap penting dilaksanakan. Meski, kegiatan ini banyak menuai kontroversi karena sering menimbulkan korban akibat kekerasan pada murid baru.
Menurut Nuh kegiatan MOS dapat tetap dilaksanakaan asal tidak dengan menerapkan aksi kekerasan. "MOS itu bagus karena anak-anak sebelum studi diberikan orientasi dulu. Kami sudah menyampaikan yang tidak boleh adalah yang membangkitkan anarkis atau kekerasan," ujar Nuh di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, (24/7).
Nuh menyatakan budaya kekerasan harus dihilangkan dalam dunia pendidikan. Ia mencontohkan di Surabaya nama kegiatan MOS kini diganti menjadi Layanan Orientasi Sekolah (LOS). Ia menyebut pelayanan orientasi sekolah lebih baik dibanding aksi kekerasan yang dijadikan tradisi di kegiatan orientasi sekolah.
"Saya kira trendnya dibanding tahun sebelumnya sudah relatif bagus. MOS tidak harus digenjot secara fisik saya kira sudah tumbuh dengan baik," kata dia.
Nuh berharap tidak ada lagi aksi kekerasan secara fisik maupun verbal yang terjadi dalam kegiatan MOS. Nuh menyatakan tiap tahun kementeriannya melakukan evaluasi atas kegiatan itu. Menurutnya aksi kekerasan dalam MOS kebanyakan dilakukan di perguruan tinggi.
"Yang nakal-nakal biasanya terjadi di mahasiswa. Kita sudah sampaikan kepada pimpinan perguruan tinggi dan kepala daerah agar kawal betul, dampingi betul, jangan dilepas agar pelaksanaan MOS sesuai tujuan," tandas Nuh.

0 comments:

Post a Comment