Bias kebijakan Pj Bupati Koltim yang melantik sejumlah pejabat eselon II dari luar daerah itu akhirnya berujung aksi unjukrasa ratusan masyarakat. Demonstrasi yang dimotori mahasiswa dalam Forum Intelektual Muda Koltim itu mengecam kebijakan "impor" pejabat karena dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap sumber daya manusia di Koltim. Massa sekaligus menyegel kantor sementara Bupati Koltim di Tirawuta dan membakar baliho Pj Bupati, H. Tony Herbiansyah.
Sayangnya, Tony Herbiansyah tak berhasil ditemui massa karena yang bersangkutan langsung kembali ke Kota Kendari usai melantik pejabat eselon II, Selasa (2/&) lalu. Asisten I Setkab Koltim, Muh. Yasir yang hendak menerima aspirasi itu, ditolak massa. Koordinator aksi, Masruddin dalam orasinya kembali menegaskan, Koltim memiliki sumberdaya manusia yang teruji dan mampu bekerja. Harusnya Pj Bupati memberdayakan mereka untuk berkarya di daerahnya sendiri. "Tony Herbiansyah itu mengabaikan potensi SDM yang dimiliki Koltim dan hanya menjadikan mereka penonton di daerahnya sendiri. Ini adalah bentuk pelecehan martabat orang Koltim," tegas Masruddin.
Ia bahkan mengklaim jika Koltim adalah lumbung SDM handal, karena terbukti pejabat-pejabat yang berkarir di pemerintahan Kolaka maupun di Kota Kendari bahkan di pemerintah provinsi tak sedikit yang berasal dari daerah itu. "Jadi kalau Pj bupati mengatakan jika pejabat yang didatangkan di Koltim siap kerja, hanyalah alasan dan pembenaran saja, karena sesungguhnya SDM di Koltim jauh lebih siap kerja," tambahnya lagi. Pengunjukrasa mendesak agar Tony Herbiansyah membatalkan pelantikan eselon II dan menggantinya dengan pejabat dari Koltim. "Jika aspirasi ini tidak disahuti, maka gerakan rakyat Kolaka Timur akan semakin besar menolak kesewenang-wenangan yang telah dilakukan Pj bupati," timpal orator lainnya dalam demo yang mendapat pengawalan ketat aparat Polsek Tirawuta dan Ladongi. (KN)
Ia bahkan mengklaim jika Koltim adalah lumbung SDM handal, karena terbukti pejabat-pejabat yang berkarir di pemerintahan Kolaka maupun di Kota Kendari bahkan di pemerintah provinsi tak sedikit yang berasal dari daerah itu. "Jadi kalau Pj bupati mengatakan jika pejabat yang didatangkan di Koltim siap kerja, hanyalah alasan dan pembenaran saja, karena sesungguhnya SDM di Koltim jauh lebih siap kerja," tambahnya lagi. Pengunjukrasa mendesak agar Tony Herbiansyah membatalkan pelantikan eselon II dan menggantinya dengan pejabat dari Koltim. "Jika aspirasi ini tidak disahuti, maka gerakan rakyat Kolaka Timur akan semakin besar menolak kesewenang-wenangan yang telah dilakukan Pj bupati," timpal orator lainnya dalam demo yang mendapat pengawalan ketat aparat Polsek Tirawuta dan Ladongi. (KN)
0 comments:
Post a Comment