Termasuk 40 Trafo dan 86 Tiang Listrik Roboh
Kendari - Berapa banyak kerugian materi yang diderita para korban bajir? Bayangkan, data yang dirilis Pemkot Kendari cukup mencengangkan. Sebanyak 25 rumah hanyut dan 360 terendam air. "Angka ini memang belum final. Kami masih menunggu laporan pihak kelurahan, RT dan RW untuk mendapatkan data yang benar benar valid," ungkap Kabag Humas Pemkot Kendari, Trikora Irianto M. Si kemarin.
Warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa dievakuasi ke lokasi pengungsian. Hingga kemarin, jumlah terakhir pengungsi yang terdaftar sebanyak 945 jiwa di posko Bende, 183 jiwa di posko GOR, posko Wuawua 187 jiwa, Baruga 150 jiwa dan Kecamatan Kendari Barat 100 jiwa, terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. "Sampai saat ini warga Kecamatan Kendari, Mandonga dan Puuwatu belum ada yang mengungsi," tambah Trikora.
Di Kelurahan Anggilowu kata mantan Sekretaris Bappeda Kota Kendari itu, ada lima rumah yang tertimpa tanah longsor. Jumlah serupa terjadi di Kelurahan Alolama. Sementara di Kelurahan Abeli Dalam dua rumah juga menjadi korban tanah longsor. Musibah tersebut juga menimpa satu rumah di Kelurahan Benubenua, lima rumah di Kelurahan Korumba. Di Kelurahan Mata dua rumah juga menjadi korban musibah yang sama, sedangkan di Keluarahan Kampung Salo delapan rumah. "Selain banjir dan tanah longsor, ada tiga rumah yang rusak berat akibat tertimpa pohon
tumbang," katanya. Satu buah jembatan di Lapangan Golf Watubangga hanyut terseret arus.
Sementara itu, di Kelurahan Lepolepo saat warga tengah sibuk dengan upaya evakuasi, ada oknum yang mengaku pengungsi mencari kesempatan melancarkan aksinya dengan menjarah barang milik korban. Untungnya, tindakan itu berhasil dicegah oleh warga yang sempat melihat aksi tersebut.
Hingga saat ini, korban jiwa iakibat banjir dan tanah longsor dua orang,
Iswanto 15 tahun warga Kelurahan Benubenua dan seorang warga Lapulu meninggal karena kedinginan. Berdasarkan informasi, korban yang berjenis kelamin laki-laki itu menderita penyakit epilepsi sehingga tak mampu bertahan dalam air saat mencoba menyelamatkan diri dari banjir.
PEMADAMAN
Salah satu dampak yang paling dirasakan akibat bencana banjir dan tanah longsor adalah jaringan listrik. Kepala PLN Area Kendari, Ikhwan Fahri saat ditemui koran ini mengungkapkan, pemadaman di sebagian wilayah Sultra memang cukup mengganggu. Hal itu karena tiang listrik roboh dan trafo terendam air terjadi di Kendari dan beberapa kabupaten lainnya. Ia merinci, pada Selasa (16/7) lalu, di Kota Kendari terdapat 19 tiang listrik roboh serta 27 trafo terendam air sehingga lebih setengahnya atau sekitar 50 ribu pelanggan mengalami pemadaman listrik.
"Tapi pada hari itu juga tujuh tiang pada lokasi strategis dapat dipulihkan dan trafo yang sudah tidak terendam langsung dicek dan dioperasikan. Hingga Selasa Sore hanya tinggal 3700 pelanggan yang mengalami pemadaman," terangnya.
Sementara di Unaaha jumlahnya lebih kecil, hanya dua tiang roboh dan satu trafo terendam air sehingga jika dihitung hanya sekitar 315 pelanggan mengalami pemadaman. Tapi Ikhwan Fahri menegaskan, saat ini kondisi sudah dipulihkan kembali. Selain di Kendari dan Unaaha, Konawe Selatan (Konsel) merupakan wilayah paling parah. Tercatat sebanyak lebih dari 65 tiang roboh, 12 trafo terendam air dan sekitar 21 ribu pelanggan atau 70 persen masih mengalami pemadaman hingga Selasa malam. Terhambatnya pemulihan pasokan listrik karena akses jalan terputus oleh banjir dan longsor sehingga mobilisasi tim PLN terhambat di Punggaluku. Alasan lain karena manuver jaringan listrik sebagai alternatif pasokan listrik dari jaringan yang terputus tidak bisa dilakukan karena masih ada trafo di jaringan alternatif yang terendam air.
"Tapi dengan berbagai keterbatasan yang ada, kemarin sekitar 15 tiang listrik di Konsel sudah dipulihkan dan tinggal 11 ribu pelanggan yang mengalami pemadaman, khususnya di wilayah Wolasi, Tinanggea, Laeya, Kolono dan sekitarnya," imbuhnya.
Saat ini tim PLN Area Kendari sudah dalam posisi stand by di Punggaluku. "Bila jalur tersebut sudah bisa diakses maka langkah pemulihan tiang listrik dan jaringan yang roboh dan terputus akan segera kami lakukan. Tim beserta material sudah siap di Punggaluku," terangnya.
Sementara di wilayah Kendari, adanya pelanggan yang masih mengalami pemadaman berarti rumah pelanggan atau trafo penyuplai listrik masih terendam air sehingga dengan alasan mempertimbangkan keselamatan warga maka trafo tidak dioperasikan.
Friday, 19 July 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment