Top Ads

Wednesday 17 July 2013

09:53

Kendari - Hampir dua per tiga wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dilanda banjir. Wilayah terparah melanda Kota Kendari, Konawe Selatan (Konsel), Konawe, Kolaka dan Bombana. "Itu laporan langsung para bupati kepada saya," tutur Gubernur Sultra, Nur Alam saat jumpa pers di Hotel Horison, tadi malam. Saat jumpa pers, Nur Alam didampingi Danrem 143 HO Kolonel (Inf) Mohamammad Sabrar Fadhilah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra, Ir Zuhuri dan Kadis PU Sultra, Mamun Supriyatna.
Di Kota Kendari, sedikitnya terdapat empat titik terparah yakni, bantaran Sungai Wanggu, bantaran sungai Labibia dan Mandonga, bantaran dan muara
sungai lahundape dan terakhir luapan kali Kampung Salo. Di beberapa tempat tertentu di Kota Kendari terdapat genangan mulai setengah meter hingga satu setengah meter. "Dari empat titik tersebut memberikan dampak 60 persen warga Kota Kendari. Ada satu korban jiwa. Korban harta benda belum bisa dideteksi secara pasti," terang Nur Alam.
Kondisi terparah lainnya juga terjadi di Konawe Selatan. Di sana, tiga jembatan di poros propinsi meju Bombana, Muna, Baubau dan Buton putus. Jembatan Ambesea hanyut dan ratusan hektar sawah tergenang air. Kemungkinan besar tanaman masyarakat akan puso akibat genangan ini.
Poros menuju Konawe juga bermasalah. Jembatan antara Pohara dan Amesiu hanyut akibat longsoran tanah sekitar gunung. Seperti juga di Konsel, ratusan hektar sawah di Konawe kemungkinan besar gagal panen akibat tergenang.
Menurut Nur Alam, di beberapa tempat lain nasih memungkinkan dan sewaktu waktu terjadi kerusakan infrastrukur. "Musibah ini kehendak Allah. Ini gejala alam dan kita hanya bisa mengambol hikmah. Langkah-langkah yang telah dan sedang kita lakukan bersama TNI Polri bersama masyarakat telah melakukan evakuasi terhadap korban banjir. Ini yang kita fokuskan dan konsentrasikan," katanya. "Kewaspadaan kita adalah korban jiwa harus zero," sambungnya.
Terkait kerusakan infrastruktur, langkah awal adalah diatasi dengan system kontigensi. "Kalau ada dana kontigensi kita akan atasi dengan dana itu. Persoalannya sekarang, dana tanggap darurat kita minim karena bencana seperti ini kita tidak pernah perhitungkan terutama di Kota Kendari. Ini kejadian pertama kali. Seumur-umur baru terjadi banjir seperti ini," pungkas Nur Alam.

0 comments:

Post a Comment