Top Ads

Thursday 25 July 2013

09:38

Jadi Survivor Leukemia, Sutradara Muda Iqbal Rais Tetap Berkarya

    Belum banyak yang tahu bahwa di balik kepiawaiannya mencetak film, Iqbal Rais juga survivor leukemia alias kanker darah. Penyakit tersebut didapatkannya sejak 2011, dan penyakit ganas itu tidak menghentikannya untuk berkarya.

Dinda Lisna Amilia, Surabaya

Suara lantang penuh semangat itu keluar dari mulut yang ditutupi masker. Namun, meski mengenakan masker, dan badannya terbujur lemas di ranjang rumah sakit, sorot mata dan suaranya tidak bisa membohongi semangatnya untuk bertutur banyak hal. Dia adalah Iqbal Rais, sutradara film The Tarix Jabrix, Si Jago Merah, Radio Galau FM, dan banyak lagi.
Saat ditemui Minggu (21/7) di Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS), Iqbal ditemani sang kakak, Mustika Dewi Rais, sedang menonton salah satu saluran TV kabel dan membaca buku. "Syukurlah, hari ini saya merasa energik, sebab kemarin saya drop. Rasanya sangat lemas dan hanya tidur seharian," papar suami Mia Andriana tersebut.
Iqbal menghuni RSOS sejak awal Juni lalu. Sejak itu pula kondisinya masih turun. Sel-sel kanker dalam tubuhnya masih aktif. Artinya, dia harus beristirahat total untuk kembali mendapatkan tahap remisi. Remisi adalah keadaan kanker yang telah dihancurkan dan diganti dengan sel-sel sehat. Sejak kanker Iqbal kembali aktif pada Oktober 2012 hingga kini, Iqbal belum mendapatkan kata "remisi".
Secara gamblang, laki-laki yang baru saja merilis film terbaru Kata Hati pada Mei lalu itu pun menceritakan bagaimana dia mengetahui terdiagnosis leukemia jenis AML M2 (Acute myelogenous leukemia myeloblastic dengan kematangan). Awalnya, pertengahan 2011 lalu, Iqbal merasa wajahnya sering pucat, pusing, dan gampang capek.

Naskah Film “Hati Borneo” Sempat Dibaca Dahlan Iskan

    Setelah melalui serangkaian pemeriksaan darah, diketahui Iqbal terjangkit anemia. Dokter pun memberinya obat-obatan penambah darah. Tapi tak ada perubahan. Baru pada November 2011, saat itu orang tua Iqbal berinisiatif melakukan checkup ke salah satu rumah sakit di Kuching, Malaysia. Betapa kagetnya Iqbal dan keluarga saat mengetahui dirinya terdiagnosis leukemia AML M2. Di situ Iqbal disarankan melakukan kemoterapi di salah satu rumah sakit di Kuala Lumpur.
Tapi Iqbal memilih pulang ke Surabaya dan menjalani pengobatan alternatif. Sayangnya, itu juga gagal. Ayah Ami Kiara Sun Rais itu akhirnya memilih menjalani kemoterapi di salah satu rumah sakit di Kuala Lumpur, mulai Januari-Agustus 2012 Iqbal. Pada Agustus, dokter menyatakan Iqbal sudah memasuki tahap remisi. Walau begitu, penyakit ganas dalam tubuhnya masih ada. Iqbal pun girang dan langsung merampungkan garapan filmnya yang berjudul Kata Hati.
Sebenarnya, selama proses kemoterapi tersebut Iqbal juga masih terlibat dalam pembuatan film. Tak heran bila keluarganya berang. Apalagi, Iqbal juga tidak memberi tahu dokternya mengenai kegiatannya selain berobat. Selama berobat, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Abdul Munsi Rais dan Chairunnisa itu merasa sangat enjoy dan tidak pernah merasa lemas karena kelelahan. Ia bahkan memutuskan menggarap proyek selanjutnya.
Tapi tekanan besar diterimanya. Hal tersebut membuat daya tahan tubuhnya drop. Sekitar Oktober 2012 dia ikut menghadiri pernikahan salah seorang kerabat di Kuala Lumpur. "Karena tidak enak badan, saya check up ke dokter yang biasa menangani saya. Dokter mengatakan penyakit saya relaps (kambuh)," ungkap laki-laki kelahiran Samarinda, 21 Januari 1984 tersebut.
Dokter menyarankan Iqbal melakukan transplantasi sumsum tulang belakang. Namun, dia bisa mendapatkan tindakan tersebut bila sudah mencapai tahap remisi. Dua bulan di Kuala Lumpur, Iqbal kembali ke Indonesia. Dia dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta selama dua bulan. Tak kunjung mendapatkan tahap remisi, Iqbal memutuskan pergi liburan ke Bali selama dua bulan. Ia malah merasa benar-benar fresh.
"Lagi pula, saya harus sembuh. Saya termotivasi oleh keluarga, orang-orang yang rela mendonorkan darahnya untuk saya," ujarnya. Kini, meski kondisi fisiknya masih naik turun, Iqbal tidak ingin berpangku tangan. Bila fisiknya sedang fit, dia bakal menyempatkan diri untuk membaca novel-novel yang mungkin bisa dijadikan film. Yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan film terbarunya yang berjudul Hati Borneo.   Film ini mengisahkan perjuangan seseorang yang menderita suatu penyakit. Di ending cerita Iqbal menuliskan bahwa salah satu tokohnya meninggal dunia. Cerita itu sempat dibaca oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Seusai membaca, Dahlan sempat bertanya mengenai alasannya membuat salah satu tokoh meninggal dunia. "Langsung saya jawab, bukankan pada akhirnya semua orang akan mati. Dan, Pak Dahlan hanya berkata, alangkah indahnya kalau mereka berdua diberi kesempatan untuk sama-sama hidup," imbuh laki-laki yang saat kuliah pernah menjadi atlet sofbol tersebut.
Iqbal mengaku, setelah melalui proses ini dia baru mengerti maksud Dahlan. Jadilah Iqbal mengubah skenario Hati Borneo. Selain itu, proses ini membuat Iqbal menjadi pribadi yang lebih terbuka. Menurut dia, nikmat saat sehat memang sangat terasa ketika sakit. "Kesehatan itu mahal harganya, memang klise. Tapi, inilah kenyataannya," tandasnya.

0 comments:

Post a Comment