Inilah Risiko Membangun di Bibir Tebing
Kondisi rumah La Tahu Yang terkena longsor |
Kendari - Jangan berani membangun rumah di bibir tebing. Risikonya adalah longsor. Seperti kejadian yang dialami keluarga La Tahu. Separuh badan rumahnya roboh akibat longsor kemarin.
"Saya pasrah saja, mau diapa,"ujar Rusmiati,istri La Tuha. Rumah semi permanen itu terbagi dua, sebagian masih berdiri, namun dalam kondisi miring. Sebagiannya sudah roboh terjatuh. "Sudah tiga tahun kami meminta diperhatikan oleh pemerintah, namun sampai sekarang, sampai rumah kami hancur, tidak ada sama sekali perhatian,"katanya.
Kejadian naas yang menimpa rumahnya, berawal dari bunyi keras yang disertai retakan pada saat hujan deras, Sabtu (13/7)siang. "Waktu itu, kami langsung pidahkan barang-barang keluar, termasuk kamar anak saya yang sekarang sudah roboh ke jurang,"katanya.
Pasangan yang dikaruniai empat anak ini enggan mengungsi, meski kediamannya sudah tak layak huni. "Kami tidak memiliki keluarga yang bisa menampung. Kita mau kemana? rumah keluarga juga belum tentu mampu menampung kami, jadi kami hanya bisa pasrah,"tambah Rusmiati.
Warga RT 9 RW 3 Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat mengaku, pihaknya sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah. Sebab untuk merehabilitasi, dia mengaku tak punya duit. Penghasilan suami sebagai sopir angkot tidak mampu membiayai beban hidupnya bersama anak.
"Apa yang kita bisa lakukan saat ini, suami hanya sopir pete-pete (angkot) dengan pengasilan tidak menetap,"katanya lagi.
lebih mengejutkan lagi, ternyata nasib keluarga tidak mampu ini, juga megaku tidak pernah mendapatkan pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diperuntukan bagi warga miskin.
0 comments:
Post a Comment