Puluhan Orang Patah Kaki
Kendari - Suasana di pelabuhan Nusantara Kendari sekitar pukul 10.30 WITA, kemarin berubah jadi histeria missal. Puluhan orang terjatuh dari atas kapal KM Tilongkabila yang sedang berlabuh di dermaga itu. Penyebabnya, tangga utama kapal itu yang disesaki penumpang naik dan turun mendadak patah dan ambruk. Banyak yang terluka, bahkan beberapa orang diantaranya harus dibawa ke rumah sakit karena kondisi mereka tergolong parah.KM Tilongkabila tiba di pelabuhan Kendari, pagi kemarin setelah menempuh perjalanan dari Baubau-Raha. Saat sedang proses menurunkan penumpang dan menaikan yang hendak ke Gorontalo, Labuan Bajo dan Sulawesi Tengah itu dilakukan, mendadak tangga patah. Puluhan penumpang terjatuh hingga menyebabkan kaki mereka patah dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Santa Anna, untuk mendapatkan pertolongan.
Operator Kapal Harus Bertanggungjawab
Penumpang yang mengalami patah kaki dan membutuhkan pertolongan medis, diantaranya Rosmini (35) dan Juhrang (30) warga Kelurahan Matta-Kecamatan Kendari serta Evon (56) asal Konsel. Ketiganya dibawa ke RS Santa Anna sekitar pukul 12.30 wita, menggunakan ambulance rumah sakit. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke rumah sakit, disebabkan alat rontgen yang belum bisa difungsikan. Para korban tidak langsung dibawa ke rumah sakit.Menurut petugas RS Santa Anna yang ditemui kemarin, rontgen tidak bisa digunakan karena lampu padam. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun penumpang yang terjatuh memilih tidak melanjutkan perjalanan untuk mendapatkan perawatan.
Salah seorang keluarga korban, Kartini yang ditemui saat tiba di RS Santa Anna menceritakan, kejadian tersebut bermula ketika para penumpang hendak naik ke kapal. Saat itu, ada pula penumpang yang turun. Tidak dinyana, tangga yang berada di bagian samping kapal, langsung patah. Ibundanya, Evon yang ketika itu akan naik ke kapal, ikut terjatuh bersama penumpang lainnya. Akibatnya, kaki kanan Evon patah. Untung saja, Kartini belum menaiki tangga. Andai saja dia di belakang ibunya, tentu dia pun ikut jadi korban. "Saya nda ikut, hanya ngantar ibu. Rencananya ibu mau ke Gorontalo nengok cucu. Tapi tangga kapal patah pas ibu lagi naik, ya nda jadi ke Gorontalo-nya," kata perempuan berjilbab itu.
Selain Evon, korban lainnya yang dilarikan ke RS Santa Anna adalah Rosmini dan Juhrang. Seperti halnya Evon yang batal berangkat, Juhrang dan Rosmini juga mengalami nasib sama. Juhrang yang mengalami patah tulang tepat di tumitnya tak bisa ke Labuan Bajo, sedangkan Rosmini tak bisa ke Kolonodale-Sulawesi Tengah, untuk berlebaran bersama saudaranya. Anak Rosmini yang bernama Indah mengatakan, kabar yang menimpa ibunya dia dapat dari tantenya. Saat itu juga, bersama tantenya, gadis berambut panjang itu bergegas ke pelabuhan Kendari melihat kondisi ibunya yang mengalami patah kaki. "Mamaku mau ke Kolondale sama om. Disini, kita hanya berdua tinggal kost di Kelurahan Mata. Mau pulang kampung karena disana banyak keluarga," ujarnya.
Pihak PT Pelni yang saat itu berada di lokasi kejadian, langsung menghubungi RS Santa Anna. Beberapa saat kemudian, datang ambulance yang menjemput para korban untuk dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan. "Kami langsung berkoordinasi dengan Jasa Raharja, untuk biaya perawatan korban. Memang mereka seluruhnya mengantongi tiket, jadi pengobatannya ditanggung Jasa Raharja," kata Kepala Cabang PT Pelni Kendari, Gatot Harmanto.
Dia mengatakan, jumlah korban cukup banyak. Namun sebagian tetap melanjutkan perjalanan, sehingga yang mendapatkan perawatan hanya sebagian. Gatot beralibi, tangga yang digunakan tersebut, sebulan sebelumnya baru saja diperbaiki dan masih dianggap layak untuk digunakan. Sehingga dia tak menyangka jika akan ada insiden tersebut. "Ini musibah kami juga coba berdiskusi dengan keluarga korban, mudah-mudahan mereka bisa memahami. Sebenarnya tangga dalam keadaan baik, hanya karena ada engsel yang terlepas, dan kondisi penumpang padat, sehingga jatuh," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kendari, Irianto Dahlan, yang dihubungi via ponselnya mengatakan, operator kapal harus bertanggung jawab atas insiden yang melukai puluhan penumpang tersebut. Sebab jauh sebelumnya, pihaknya sudah mengingatkan agar lebih memperhatikan keselamatan penumpang, termasuk fasilitas yang disipakan pihak pelayaran. "Kami akan jatuhkan sanksi pada operator, jika tidak ada tanggung jawab terhadap korban. Kalau dikatakan musibah, ya memang. Tapi ada penyebabnya,"tutupnya.
Untuk diketahui, sebelum insiden tersebut, KM Tilongkabila sandar di pelabuhan Kendari, setelah dari Pelabuhan Raha. Sebelumnya kapal dari Kupang-Bali dan Baubau, menuju perjalanan Kolonedale-Labuan bajo hingga Gorontalo.
0 comments:
Post a Comment