Kendari - Hati-hati membeli ikan di pasaran. Pekan lalu, laboratorium pengujian mutu perikanan DKP Sultra,menemukan beberapa sampel ikan yang berformalin. Tujuannya agar ikan tersebut tahan lama (awet). Hal itu disampaikan langsung Kepala Laboratorium Pengujian mutu perikanan DKP Sultra, Agustinus Misi, akhir pekan lalu."Saat ini telah ada sampel yang menunjukan adanya penggunaan formalin pada pengawet ikan,walaupun jumlahnya masih sedikit," katanya.
Untuk mengetahui ikan yang mengandung pengawet berbahaya ini, menurut Agustinus,
masyarakat bisa mengamati beberapa hal, diantanya: dengan tidak adanya lalat yang menghinggapi ikan tersebut, serta fisik ikan yang lentur."Biasanya memiliki bau yang sedikit menyengat,"tambahnya.
Wakil Ketua Komisi II, Yasin Idrus mengatakan, meski baru mengetahui persoalan tersebut, namun menurutnya sebagai mitra Dinas Perikanan, pihaknya berjanji segera sidak.
"Formalin itu merupakan bahan pengawet mayat yang sangat berbahaya, sehingga kita akan lakukan pemantauan pasar dan memberikan himbauan pada penjual dengan melibatkan tenaga teknis yang ada. Jika ditemukan jelas akan dijatuhi sanksi,"tegasnya.
Karena itu dia imbau masyarakat agar berhati-hati dalam memilih dan mengkosumsi ikan di pasaran."Sebaiknya masyarakat hati-hati, sebab zat ini sangat berbahaya," tandasnya.
APA ITU FORMALIN
Apa sebenarnya formalin itu? Seperti diketahui, formalin adalah bahan yang lazim digunakan untuk pengawet mayat. Formalin mempunyai sifat khas dibanding desinfektan lain, sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat.
Formalin berasal dari larutan formaldehida dalam air dan pelarut lainnya, umumnya methanol yang berfungsi sebagai stabilisator, mempunyai cara yang unik dalam sifatnya sebagai desinfektan.
Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan. Selain itu formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan dibawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain.
Tuesday, 16 July 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment