Bantuan Menkokesra untuk Sultra
Kendari - Menkokesra Agung Laksono secara simbolik menyerahkan bantuan pada gubernur dan perwakilan Pemkab/Pemkot yang tertimpa bencana. Jumlahnya Rp 1 miliar dalam bentuk uang cas. Dana itu untuk logistik seperti bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan mencapai Rp 1 miliar. Penyerahan disaksikan langsung para bupati/wali kota, calon dan anggota DPR RI, SKPD Pemrov.Penyerahan ini dilakukan, di ruang rapat Pemrov Sultra, kemarin.
"Perlu verifikasi faktual untuk memastikan jumlah kerugian itu. Hanya memang pekerjaan ini tidak mudah, butuh waktu dan dana besar. Termasuk untuk memulihkan kondisi kerusakan akibat banjir itu," kata Agung Laksono, di hadapan seluruh peserta rapat, sambil menyebut turut prihatin pada kejadian menimpa masyarakat Sultra sekaligus memuji gerak cepat pemerintah merespon kejadian itu.
Meski begitu, politisi Golkar itu mengingatkan pada pemerintah setempat untuk secepatnya melakukan langkah-langkah preventif supaya kejadian serupa tidak terulang. Karena bencana banjir, itu tidak semata-mata kejadian alam, tapi ada juga akibat ulah manusia di dalamnya."Sama seperti di Jawa, banjir juga terjadi akibat pendangkalan sungai. Hal inilah yang mesti diperhatikan baik-baik," ujarnya.
Bukan hanya itu, mantan Ketua DPR RI itu juga berpesan agar secepatnya melakukan langkah perbaikan ekonomi. Sebab, bisa jadi pasca banjir melanda, masyarakat jatuh miskin. "Maka dari itu pemulihan ekonomi juga mesti menjadi perhatian serius," ungkapnya.
Sebelum penyerahan bantuan, Gubernur Sultra Nur Alam mempresentasekan tentang kondisi beberapa daerah di Sultra yang terkena langsung dampak banjir. Menurutnya, dari 12 kabupaten/kota di Sultra, hanya tiga kabupaten selamat, yakni Baubau, Buton dan Wakatobi. Selain itu semua kena dampaknya. "Puncak banjir terjadi 15 Juli lalu. Secara keseluruhan 9 daerah terkena dampak banjir. Memang kita belum data secara pasti, hanya perkiraan kerugian bisa mencapai ratusan miliar," jelas Nur Alam.
Nur Alam sepertinya kurang begitu puas dengan bantuan tersebut. Meski bersyukur, namun jumlah itu diyakini masih jauh dari harapan dan prediksi kerugian akibat bencana banjir itu.
Makanya, gubernur dua periode itu meminta pada Menkokesra untuk difasilitasi dengan beberapa kementerian terkait yang berhubungan langsung dengan bencana. "Kami berharap bisa difasilitasi dengan beberapa kementerian untuk membicarakan hal ini. Seperti halnya waktu kegiatan Sail Wakatobi tahun lalu," pintanya.
Permintaan itu cukup beralasan, karena Nur Alam ingin memastikan alokasi anggaran yang ada di beberapa kementerian yang sudah diporsikan untuk Sultra bisa dibicarakan kembali, utamanya dari sisi penggunaan. "Dana yang dialokasikan untuk Sultra pada beberapa kementerian itu siapa tahu bisa direvisi dan dialihkan untuk memperbaiki kerusakan infrastruktur," terangnya.
Selain itu, Nur Alam juga tak ingin dianggap menjadikan bencana ini sebagai pembenaran untuk meminta dana banyak dari pemerintah pusat. Kata dia, semua itu semata-mata kepentingan masyarakat.
Tak ingin hanya mendengar penjelasan dari pemerintah, pasca pertemuan dengan para kepala daerah, Agung laksono langsung melakukan peninjauan lapangan. Beberapa posko yang dituju, seperti posko pengungsian di Pohara dan Wanggu. Di Wanggu, Agung sempat berdialog dengan masyarakat, memantau logistijk, utamanya dapur umum, serta tenda tempat-tempat istirahat. Meski hujan, namun tidak menghalangi langkahnya untuk meninjau penghuni tenda-tenda bersama gubernur.
0 comments:
Post a Comment