Top Ads

Sunday, 7 July 2013

23:15

Cerita tentang PSK Dolly dengan 1001 Tamu

Ratusan Pekerja Seks Komersial (PSK) Dolly mengadakan pengajian dan istigosah massal di sepanjang jalanan Jarak dan gang Dolly Surabaya,Rabu (26/6)
Dolly sebagai lokalisasi terbesar menyimpan banyak cerita yang kadang seperti sinetron. Salah satunya adalah kisah Teti (bukan nama sebenarnya). Kisahnya bahkan sampai diangkat menjadi sebuah film yang memenangkan sejumlah penghargaan di Cinta untuk Surabaya, kumpulan komunitas film se-Surabaya pada 2007. Tahun itu, temanya adalah kisah cinta drama di Surabaya.

KISAH Teti dimulai pada 2006 ketika terjun
ke lembah prostitusi. Alasannya sangat klise dan menjadi alasan mayoritas PSK Dolly. Yakni, kesulitan ekonomi.
"Tapi, bedanya Teti datang ke Dolly bukan karena trafficking. Dia dengan sadar mencari uang. Karena dia sudah mempunyai target kapan harus berhenti. Yakni, pada tamu ke-1.001," kata Agil Mediantoro, sutradara film tersebut yang melakukan riset terhadap kehidupan Teti.
Teti memang bukan jenis PSK yang boros. Dia bahkan membuat pembukuan. Teti juga terkesan sebagai PSK yang cukup cerdas. "Ngomong-nya tertata," tuturnya. Ibaratnya, Teti terjun menjadi PSK di Dolly dengan tujuan yang jelas. Yakni, mencari modal untuk kehidupan keluarganya.
Teti kemudian menghitung dan pada bulan ke-4, dia sudah melunasi utangnya ke wisma (setiap PSK yang datang memang selalu berutang kepada wisma. Ini adalah salah satu cara wisma "menahan" PSK-nya). Namun, dia tidak berhenti. Menjelang bulan kesepuluh, Teti sudah mendekati angka 1.001, yakni jumlah tamu yang akan dilayaninya sebelum memutuskan berhenti.
Tapi, kejutan yang mengubah hidupnya terjadi pada tamu terakhirnya. Yakni, tamu ke-1.001.
Ketika masuk kamar, Teti terkejut setengah mati. Sebab, tamu terakhir yang diterimanya adalah bapaknya sendiri. Langsung saja, Teti keluar dari wismanya detik itu juga.
Pria yang pernah bekerja di sebuah stasiun televisi swasta lokal tersebut menawarkan peran utama kepada Teti sendiri. Tapi, dia menolak.
Hingga kini, Agil mengaku tak mengetahui kabar terakhir Teti. "Yang terakhir saya dengar, Teti sudah punya salon di Malang."
Ketua RW VI Dolly Mulyono punya cerita lain. Dia mengaku setiap bulan setidaknya ada dua hingga tiga pasutri yang datang ke rumahnya. Yang membuatnya mengelus dada, si suami meminta bantuan agar istrinya bisa masuk menjadi penghuni salah satu wisma di wilayahnya.
"Saya selalu menasihati untuk dipikir ulang dulu. Supaya tidak menyesal kemudian karena jelas sulit dinalar suaminya malah meminta istrinya jadi PSK," tuturnya.

0 comments:

Post a Comment