Top Ads

Saturday 13 July 2013

02:18
Kendari - Gagasan yang diungkapkan Bupati Wakatobi, Hugua pada Expo Kementerian Pemukiman Daerah Tertinggal (PDT) Juni lalu, berbuah kedatangan 19 orang anggota Komisi V DPR RI ke Wakatobi pada 5-7 Juli.  Anggota parlemen pusat itu menyetujui Bandara Matahora Wakatobi sebagai bandara Sub Hub Indonesia Timur. "Komisi V DPR RI seperti ditegaskan Ketua Tim, Muliadi menganggap posisi Wakatobi sangat strategis. Sinergitas pembangunan Indonesia hanya meliputi Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan, atau terjadi cross jalur transportasi, berbeda dengan kawasan Sultra, NTB, NTT hingga Papua,” kata Hugua.
Karena itu pihaknya mengusulkan kerjasama Tenggara-Tenggara meliputi Sulawesi Tenggara (Sultra)
serta Nusa Tenggara (NTB dan NTT). Jika kerjasama ini terjalin, akan terjadi sinergitas baik antara Sultra dan Nusa Tenggara bahkan berdampak pada kawasan Timur Indonesia misalnya Pulau Buru, Maluku, Papua, Papua Barat, termasuk Ternate, Sulteng dan Sulut. Tak hanya itu, pihaknya pun kembali mengingatkan bahwa pergerakan barang zaman Portugis lalu melewati alur perairan Lasalimu-Wakatobi dan Kawasan Timur Indonesia lainnya.  Dengan begitu Pelabuhan Pangulubelo Wakatobi digagas untuk dijadikan transit barang dan jasa.  Usulan itu pun disetujui Komisi V DPR RI. Mereka memutuskan pelabuhan Pangulubelu menjadi pelabuhan transit barang dan jasa.
“Bahkan saat ini pelabuhan telah ditambah alur dermaganya dari 78 meter sekarang menjadi 148 meter sehingga bisa berlabuh dua kapal ferry.  Begitu pula kapasitas air bersih yang dibutuhkan bandara nantinya, dulunya hanya 10 liter per detik menjadi 80 liter per detik," rincinya. Karena melayani pelayaran laut Banda dan Flores, Komisi V juga akan membangun kantor SAR.  Selain itu, karena ombak di Wakatobi dikisaran 4-7 meter, DPR RI mendukung percepatan pembangunan kapal yang dilengkapi helikopter. "Mereka juga memutuskan menyetujui rute baru ferry, yang dulunya Kamaru-Wakatobi, menjadi  Kamaru-Wangiwangi-Kaledupa-Tomia-Binongko-Lembata (NTT).  Inilah yang akan menghidupkan sektor tradisional tiga daerah (Sultra-NTB dan NTT)," jelas Ketua DPD PDI-P Sultra ini.

0 comments:

Post a Comment