Top Ads

Monday, 8 July 2013

00:01
 Raha - Janji p
ercepatan pembangunan ruas jalan Raha-Lakapera yang digaung-gaungkan pemerintahan Gubernur Sultra, H. Nur Alam belum juga menunjukkan progres sesuai harapan. Warga pun mulai murka dan bosan dengan harapan-harapan tersebut. Akhir pekan lalu, warga lebih berani memblokir jalan poros itu dengan membangun tembok di badan jalan. Tembok setinggi lutut orang dewasa itu didirikan di Tongkuno. Awalnya ada dua titik, di depan SPBU Tongkuno dan Walambeno Wite. Namun tembok di depan SPBU sudah dibongkar pemerintah kecamatan. Tembok yang dibangun menutup separuh badan jalan, roda empat
berukuran kecil masih dapat melintas.
    Namun Senin (8/7) hari ini, massa yang melakukan blokade berjanji akan menutup seluruh badan jalan. "Dari Kecamatan Lawa sampai di Tongkuno akan kami tutup," ancam Muhamad Pasitoka, Koordinator Aksi. Aksi itu dilakukan untuk menuntut realisasi janji  Gubernur Sultra Nur Alam yang akan melakukan pengaspalan poros Raha-Lakapera. Sejak dilakukan launching pengaspalan tahun lalu, realisasi proyek masih sampai di Kecamatan Kontunaga. "Warga dan sopir angkutan sudah sangat resah dengan kondisi jalan rusak. Bila musim hujan dipenuhi kubangan air dan kemarau debunya beterbangan," katanya.
    Ia lalu membandingkan jalan poros Konda-Torobulu (konawe Selatan) yang begitu cepat diperlebar dan mulus. "Gubernur cenderung pilih kasih, membangun infrastruktur jalan di Sultra," tudingnya. Aksi blokade jalan akan terus dilakukan, sampai realisasi janji pengaspalan dilakukan. Sementara itu, Pemkab Muna merespon aspirasi masyarakat dengan menyampaikan surat ke Pemprov Sultra soal realisasi pengaspalan poros Raha-Lakapera. "Bupati sudah menandatangani surat permintaan pengaspalan poros Raha-Lakapera yang ditujukan ke Pemprov Sultra. Awalnya, saya yang akan mengantar. Namun hasil pertemuan dengan komisi III DPRD Muna, mereka sendiri yang akan membawa surat tersebut ke Gubernur dan Dinas PU Sultra," kata Kadis PU Muna, Yamin Imran.

0 comments:

Post a Comment