Slogan Muna Sehat yang digaungkan Pemkab dalam kendali pemerintahan LM Baharuddin saat ini, sulit untuk tercapai. Selain pelayanan kesehatan yang belum ideal pada masyarakat, ternyata sudah satu tahun terakhir ini, para dokter dan perawat di RSUD Muna belum menerima uang jasa dan insentif selama melayani pasien. Yang paling miris para perawat berstatus honorer bekerja tanpa mendapat imbalan jasa.
Belum dibayarkannya uang jasa dan insentif paramedis itu pun kini dipertanyakan Anggota Komisi III
DPRD Muna, Djaidin Kamil. Legislator PKS itu mengaku sudah banyak menerima laporan atas kondisi tersebut. "Apa kendala sampai uang jasa perawat dan dokter itu belum terbayarkan sejak tahun 2012. Itu dapat mempengaruhi kinerja pelayanan yang dilakukan oleh perawat," katanya. Ia mendesak agar manajemen RSUD Muna segera membayar hak-hak dokter dan perawat. "Harus secepatnya, lebih khusus pada mereka tenaga honorer yang selama ini bekerja "padamu negeri"," desaknya.
Direktur RSUD Muna, dr. Tutut Purwanto, mengaku, sejak tahun lalu dokter dan perawat memang belum menerima uang jasa mereka. Saat ini pembayarannya masih dalam proses. Pria yang baru tiga bulan menjabat sebagai direktur rumah sakit itu lagi-lagi berjanji, pertengahan ramadan nanti sudah dapat menerima haknya. "Kita sudah mengajukan usulan pembayaran sebesar 650 juta rupiah," katanya. Selain uang jasa, ada juga uang insenetif perbulan Rp 300 ribu yang juga sedang dalam proses pencairan.
Sunday, 7 July 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment